Inilah Budaya Warisan Papua Indonesia

06/02/2019

"Apa ini untuk mbak?" "Ini untuk digunakan di kepala, sementara yang ini diikat di pinggang ...", kata seorang penjaga wanita arenawin di salah satu stan arenawin memperkenalkan pakaian tradisional di Jogja. Kami sangat kagum dengan berbagai peninggalan budaya masyarakat Papua karena mereka hanya dapat melihatnya dari media online dan elektronik.
Di luar gedung ada hiruk pikuk panitia dan semua orang yang mendukung acara ini dengan mendirikan stan, termasuk stan kerajinan tradisional dari Papua, T-shirt bertuliskan VOP dan berbagai acara lain yang semakin tampak hidup dengan membungkus kuis. dan atraksi seni.
Ada juga antusiasme di antara orang-orang yang berharap untuk bergabung dengan perayaan budaya suku di Papua karena acara ini memang terbuka untuk umum dan tentu saja gratis.
Sepanjang acara ini, ada banyak nilai seni dan budaya yang membuat para pengunjung kagum dan membuat kami semakin sadar bahwa suku-suku di Papua memang memiliki nilai seni tinggi dalam konten tanah Papua dengan kekayaan yang melimpah. Ingin tahu bukti kekayaan mereka?

Berikut adalah beberapa hal yang dapat saya rangkum:


Ewer, Pakaian Unik Identitas Komunitas Papua


Sebuah stan kami pergi untuk mengetahui lebih banyak tentang warisan budaya orang Papua. Ya, di sini pengunjung dapat mencoba berbagai pakaian tradisional Papua dengan aksesoris yang terbuat dari bahan alami.

Pakaian tradisional ini, sering disebut Ewer, biasanya terdiri dari rok rumbai yang terbuat dari daun sagu rajutan dan penutup kepala berbentuk mahkota yang biasanya terbuat dari anyaman daun sagu, rambut kelapa dan bulu kasuari.

Suku-suku di Papua juga sering mempercantik penampilan mereka dengan aksesoris gelang, kalung, ikat pinggang dari manik-manik dan rumbai untuk menghiasi pergelangan kaki..


Noken, Tas Tradisional Papua yang Telah Terdaftar di UNESCO


Di acara ini, para pengunjung juga dimanjakan dengan penampakan peninggalan budaya yang tak kalah uniknya, yaitu Noken. Noken adalah tas khas Papua yang patut dibanggakan karena telah dicatat oleh UNESCO sebagai karya tradisional dan warisan dunia per tanggal 4 Desember 2012.

Peninggalan budaya yang berbahan benang nilon dan serat kulit kayu ini biasanya dipakai oleh wanita sebagai lambang kedewasaan. Dengan disangkutkan di kepala, tas ini memang multifungsi bahkan dapat diisi barang-barang berat, diantaranya untuk membawa hasil pertanian seperti sayur-sayuran, umbi-umbian, kayu bakar atau bahan-bahan lain yang akan dijual ke pasar. Bisa pula dimanfaatkan untuk menggendong anak.

Wow, luar biasa ya mereka, beban seberat itu bisa terbawa dengan kepala sebagai tumpuannya. Sebagai cinderamata, noken dijual dengan harga mulai Rp. 15 ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung ukurannya.


Baca Juga Selanjutnya : Bangga Menjadi Sebagian Dari Masyarakat Pesisir Pantai Dengan Budaya Yang Beragam


Tas kulit kayu mini (tas ponsel)


Oh ya, yang satu ini juga termasuk tas khas Papua, hanya saja bentuknya mini. Kerajinan kulit ini biasanya dapat digunakan untuk menyimpan HP atau benda kecil lainnya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Jika dijual di pasaran, harga tas imut ini berkisar dari Rp. 40 ribu. Nah, jika saya dan kompasianer Jogja lainnya tidak perlu membeli karena panitia telah memberikannya gratis. Hihihi


Honai, Rumah Tradisional Papua


Sebuah miniatur rumah adat Papua juga terlihat gagah berdiri untuk menyambut para pengunjung atau tamu undangan di pintu masuk gedung ini. Banyak yang berfoto di depan Honai, termasuk kami. Di Papua sendiri, bangunan yang tingginya sekitar 2,5 meter ini biasanya terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan atap jerami dengan bentuk kerucut.

Sengaja dibuat tidak terlalu luas karena manfaat utamanya adalah menahan hawa dingin dari pegunungan. Karena itu, bagian dalam rumah biasanya disiapkan tempat perapian sebagai media untuk menghangatkan tubuh.


Kerajinan Ukir Nilai Seni Tinggi dari Berbagai Suku di Papua


Ini sebenarnya adalah pertama kalinya pengunjung melihat sebelum memasuki Pusat Budaya Koesnadi Hardjo Soemantri (PPKH), di mana acara besar ini diadakan. Ya, stan yang memang menghadirkan beragam kerajinan ukiran kayu yang sangat menarik dengan hasil bervariasi. Hasil ukiran kayu rakyat Papua ini memang sangat diburu oleh wisatawan, terutama ukiran kayu suku Asmat.

Tingkat kompleksitas ukiran yang tinggi dengan alat ukiran yang sangat tradisional adalah nilai yang lebih bernilai. Jadi jangan heran jika harga patung kayu ini cukup mahal, yaitu ratusan ribu rupiah saat kita menyaksikan acara ini. Ingin melihat koleksinya? Ini adalah karya ukiran kayu dari sejumlah pengrajin asli Papua yang sempat saya temui kemarin

Joe Carter - Political Blog
All rights reserved 2019
Powered by Webnode
Create your website for free! This website was made with Webnode. Create your own for free today! Get started